Suatu ketika saya melihat anak saya yang paling kecil "Sabila" sedang berwudhu, dengan menggunakan pancuran air dari wadah plastik menyerupai ember bekas wadah ayam goreng "KFC" yang diberi plastik pipet, wadah ini memang sengaja dia minta buatkan untuk berwudhu. Saya melihat gerakan yang gemulai dan takzim dari si kecil ini dengan sangat tertib dan sama sekali tidak ada keterburu-buruan. Terakhir dibasuhnya kedua kakinya yang putih bersih hingga mata kaki. Saya melihat wudhu anak saya yang bungsu ini sudah sangat bagus-minimal sudah terpenuhinya syarat sah dan rukunnya. Kenapa saya katakan bagus? karena seusia dia yang baru kelas 3 SD sudah bisa berwudhu dengan sangat tertib, saya membandingkannya dengan saya ketika seusia dia bahkan sampai masa SMP, wudhu yang saya lakukan adalah secepat kilat-bahkan tungkak kakipun kadang tidak tersentuh air. Padahal pada masa itu kaki saya sangat dekil dan berdaki, maklum saya adalah anak kampung yang masih suka nyeker kemana-mana.
Saya bersyukur dikarunia anak yang sekecil ini sudah mengerti cara berwudhu, juga kakak-kakaknya "Dwixie" kelas satu SMP dan "Alif" kelas tiga SMP, keduanya nyantri di pondok pesantren "La Tansa", Lebak-Banten yang saya yakin minimal mereka sudah hapal betul syarat sah dan rukun wudhu. Walaupun mungkin belum saatnya bagi mereka untuk mengerti apa hakikatnya berwudhu.
Wudhu atau bersuci dari hadast kecil, adalah persiapan ketika kita akan sholat-untuk mempersembahkan kerinduan kita kepada Allah SWT. Sholat yang baik adalah ketika kita melakukannya secara sadar dan suci lahir-bathin. Ibarat hujan yang turun dari langit, wudhu adalah siraman air yang dapat membersihkan semua kotoran-kotoran yang ada di permukaan bumi-atap genteng, atau debu-debu yang menempel di dedaunan. Wudhu seharusnya bisa meluruhkan kekotoran-kekotoran yang menempel pada badan jasmani dan ruhani kita.
Ketika kedua belah tangan kita basuh, sudahkah kita berniat untuk tidak melakukan hal-hal yang dimurkai Allah SWT? mengambil hak atau melukai orang lain, atau sudahkah kita melarang kemungkaran dengan kedua belah telapak tangan ini atau membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan. Sudahkah kita berkehendak untuk membersihkan mulut kita dari ucapan-ucapan kotor yang bahkan melukai perasaan orang lain atau sudahkah kita mengajak orang lain untuk melakukan kebenaran. Sudahkah kita membersihkan hidung kita dari mencium-cium kesalahan orang lain? Sudahkan kita membersihkan muka kita agar nampak indah di hadapan Allah SWT? Membersihkannya agar tidak bermuka masam kepada orang lain. Sudahkah kita menggunakan kedua tangan kita dengan penuh kekuatan untuk membantu orang lain dan membersihkannya agar tidak sikut sana-sikut sini melanggar hak orang lain demi kepentingan pribadi. Sudahkah kita membasuh kepala kita hingga isinya agar selalu memikirkan hal-hal yang bermanfaat-dan tidak berpikiran jahat terhadap orang lain. Sudahkah kita membersihkan telinga kita dari mendengarkan gunjingan dan selalu mendengarkan nasehat-nasehat kebaikan. Sudahkah kita membersihkan kedua kaki kita agar selalu berjalan ke arah kebaikan, atau sudahkah kita selalu melihat ke bawah ke arah kaki kita-jika kita seorang pimpinan untuk selalu memperhatikan dan menyayangi bawahan?
Ya berwudhu seharusnya dapat membersihkan segala kotoran yang ada pada badan jasmani dan ruhani kita. Seharusnya wudhu dapat menyiapkan dan menggetarkan hati kita-sebelum getaran yang lebih dahsyat ketika kita sholat menghadapNya, mengangkat kedua tangan dan bertakbir, "Allahu Akbarrrr....!!!"
Mari kita belajar berwudhu...
Terimakasih atas kupasannya tentang berwudhu secara maknawi. Insya Allah, siap. Bimbo pun juga pernah ingatkan melalui syair yang ditulis oleh Taufik Ismail. Syukron
BalasHapusSyukron Pak Rio...
Hapus